Example floating
MERAH PUTIH

Transformasi Pertanian NTT: Dari Kekurangan Jadi Tulang Punggung Ketahanan Pangan Nasional

150
×

Transformasi Pertanian NTT: Dari Kekurangan Jadi Tulang Punggung Ketahanan Pangan Nasional

Sebarkan artikel ini
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman
Example 970 x200
  • Menteri Pertanian ingin jadikan NTT sebagai lumbung pangan timur Indonesia dalam 3 tahun
    NTT memiliki potensi lahan 300 ribu hektare, bisa surplus 700 ribu ton beras
    Kementan RI berkomitmen memberikan bantuan irigasi, pupuk, alsintan untuk swasembada pangan dan menekan inflasi di NTT

Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmennya menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai lumbung pangan di timur Indonesia dalam waktu maksimal tiga tahun. Ambisi ini didukung potensi lahan seluas 300 ribu hektare di wilayah tersebut, yang diyakini dapat menopang ketahanan pangan nasional.

“Potensinya luar biasa. Jika 200 ribu hektare saja kita tanami dua kali setahun, produksi bisa mencapai 2 juta ton beras. Padahal kebutuhan NTT hanya 1,3 juta ton. Artinya, kita surplus 700 ribu ton,” ungkap Amran dalam keterangannya, Jumat (24/1).

Mengurangi Ketergantungan dan Menekan Inflasi

Amran menekankan, keberhasilan NTT memenuhi kebutuhan pangannya sendiri akan mengurangi ketergantungan pada provinsi lain seperti Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Hal ini diharapkan dapat menurunkan biaya logistik yang selama ini menjadi faktor penyebab tingginya harga beras di NTT.

“Kalau swasembada, inflasi terkendali, harga pangan rendah, dan masyarakat lebih sejahtera. Selama ini, biaya angkut dari luar daerah ditanggung rakyat, makanya harga mahal,” jelas Amran.

Bantuan Pemerintah Pusat untuk Optimalisasi Lahan

Untuk merealisasikan target tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan berbagai bentuk dukungan, termasuk pembangunan irigasi, distribusi pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan), serta pendampingan intensif kepada petani.

“Kami targetkan jangan lewat tiga tahun. Kami bantu semua yang dibutuhkan, termasuk biaya optimalisasi lahan,” tegasnya.

Strategi Menurunkan Kemiskinan di NTT

Selain meningkatkan ketahanan pangan, program swasembada ini juga diharapkan menjadi solusi efektif untuk menekan angka kemiskinan di NTT, yang saat ini mencapai 20 persen. Amran percaya sektor pertanian merupakan kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

“Sektor pertanian adalah kunci untuk mengurangi kemiskinan di NTT. Jika ini berhasil, rakyat akan lebih sejahtera,” katanya.

Dukungan Penjabat Gubernur NTT

Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, menyambut baik perhatian pemerintah pusat terhadap sektor pertanian di daerahnya. Dari total potensi 300 ribu hektare lahan sawah di NTT, sebanyak 177 ribu hektare telah digarap dengan indeks pertanaman (IP) 1–1,5.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan pemerintah, mulai dari alsintan, pompa, benih, pupuk, hingga pembangunan bendungan dan embung. Dengan dukungan ini, kami yakin NTT bisa berkontribusi pada swasembada pangan nasional,” ujar Andriko.

Dengan optimalisasi lahan dan program pendampingan intensif ini, NTT diharapkan mampu menjadi salah satu tulang punggung ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat kesejahteraan masyarakatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!