Example floating
NASIONAL

Jenazah WNI Korban Penembakan Polisi Maritim Malaysia Dipulangkan, Pemerintah Desak Investigasi

212
×

Jenazah WNI Korban Penembakan Polisi Maritim Malaysia Dipulangkan, Pemerintah Desak Investigasi

Sebarkan artikel ini
Jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) korban penembakan Polisi Maritim Malaysia (APPM) tiba di Terminal Kargo Bandara SSK ll Pekanbaru, Rabu (29/1/2025).
Example 970 x200

Recap:

  • Jenazah Basri, WNI korban penembakan APMM, dipulangkan ke Indonesia.
  • Lima WNI terlibat dalam insiden ini, dua masih dalam kondisi kritis.
  • Keluarga tidak mengetahui korban bekerja di Malaysia.
  • Pemerintah Indonesia mendesak Malaysia untuk melakukan investigasi transparan.
  • KemenHAM dan Komnas HAM meminta pertanggungjawaban dan pemantauan independen dari SUHAKAM.
  • Pemerintah berkomitmen untuk mengawal kasus ini demi keadilan bagi korban.

Pekanbaru, 29 Januari 2025 # Jenazah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan oleh Polisi Maritim Malaysia (APMM) di perairan Selangor akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada Rabu (29/1). Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) telah berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau dan pemerintah daerah guna memastikan proses pemulangan berjalan lancar.

P2MI mengecam keras insiden ini dan mendesak pemerintah Malaysia untuk melakukan investigasi transparan serta mengambil tindakan tegas terhadap aparat yang terlibat jika terbukti ada penggunaan kekuatan berlebihan.

Lima WNI Terlibat, Dua Masih Kritis

Insiden penembakan terjadi di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia pada Jumat (24/1) pagi, melibatkan total lima WNI. Hingga kini, dua di antaranya masih dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi.

“Dua korban lainnya masih berada dalam kondisi kritis pascaoperasi dan belum dapat memberikan keterangan,” ungkap Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam keterangannya, Rabu (29/1).

Pada hari yang sama, KBRI Kuala Lumpur telah menemui empat WNI yang tengah dirawat di RS Serdang dan RS Klang, Malaysia. Dari keempat korban, dua WNI telah terverifikasi identitasnya, yaitu HA dan MZ, yang berasal dari Provinsi Riau.

“HA dan MZ telah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi stabil,” jelas Judha. Kedua korban membantah adanya perlawanan dengan senjata tajam terhadap aparat APMM.

Keluarga Korban Tak Mengetahui Basri Bekerja di Malaysia

Duka mendalam menyelimuti kedatangan jenazah Basri (50), WNI yang menjadi korban tewas dalam insiden ini. Jenazah tiba di Terminal Kargo Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru pada Rabu (29/1).

Pihak keluarga mengaku terkejut atas kepergian Basri karena mereka tidak mengetahui bahwa ia bekerja di Malaysia.

“Kami sangat berterima kasih karena jenazah keluarga kami sudah bisa pulang, dan kami berlapang dada setelah menunggu beberapa hari ini,” kata Azrai, sepupu korban.

Anak korban sendiri tidak mengetahui keberadaan ayahnya di Malaysia.

“Dia ini bekerja apa di sana kami tidak tahu. Mungkin dia pulang-pergi ke Malaysia, bahkan anaknya sendiri juga tidak mengetahui korban berada di sana,” ungkapnya.

KemenHAM dan Komnas HAM Desak Pertanggungjawaban Malaysia

Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia mendesak agar pihak kepolisian maritim Malaysia bertanggung jawab atas insiden penembakan ini. Direktur Jenderal Pelayanan dan Kepatuhan Hak Asasi Manusia, Munafrizal Manan, meminta pertanggungjawaban hukum yang transparan dan imparsial terhadap aparat yang melakukan tindakan tidak manusiawi tersebut.

“Kami mendesak agar aparat penegak hukum Malaysia bertindak transparan dalam penyelidikan kasus ini,” ujarnya dalam siaran pers yang dikutip Rabu (29/1).

Selain itu, Munafrizal juga meminta agar Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia (SUHAKAM) melakukan pemantauan independen atas kasus ini. Ia juga mendorong Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI untuk berkoordinasi dengan SUHAKAM guna memastikan adanya keadilan bagi korban.

Pemerintah Indonesia Akan Terus Mengawal Kasus Ini

P2MI dan Kementerian Luar Negeri RI menegaskan akan terus mengawal perkembangan investigasi kasus ini dan memastikan hak-hak para WNI yang menjadi korban tetap dilindungi. Pemerintah juga mengimbau seluruh WNI yang bekerja di luar negeri untuk selalu memastikan status legalitas dan keselamatannya demi menghindari kejadian serupa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!