Example floating
LINGKUNGAN & KEMASYARAKATAN

389 Tenaga Non-ASN RS Sentot Berharap Nasib Lebih Baik Jika Dikelola Provinsi

717
×

389 Tenaga Non-ASN RS Sentot Berharap Nasib Lebih Baik Jika Dikelola Provinsi

Sebarkan artikel ini
Example 970 x200

Indramayu,29/07/2025 # Rencana pengambilalihan pengelolaan RSUD MA Sentot di Kecamatan Patrol oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menjadi perhatian publik, tidak hanya dari sisi pelayanan kesehatan tetapi juga dari segi kesejahteraan tenaga kerja di rumah sakit tersebut.

Salah satu harapan besar muncul dari kalangan tenaga non-Aparatur Sipil Negara (non-ASN) yang jumlahnya mencapai sedikitnya 389 orang. Mereka selama ini menjadi tulang punggung operasional rumah sakit, namun kerap menghadapi ketidakpastian nasib dan minimnya kesejahteraan.

Menurut tokoh masyarakat Indramayu Barat Dito, menyebut bahwa langkah Pemprov Jabar mengambil alih RSUD MA Sentot berpotensi menjadi titik balik bagi sistem kerja dan kesejahteraan tenaga non-ASN yang selama ini “terjebak dalam ketidakjelasan status”.

“Jika pengelolaan dilakukan oleh provinsi, maka sistem manajemen akan lebih profesional. Tenaga non-ASN bisa memiliki kesempatan lebih besar untuk peningkatan status kerja, pelatihan, dan penghasilan yang lebih layak,” ujar Dito

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, sebelumnya juga menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya, bukan hanya layanan rumah sakit yang akan meningkat, tetapi juga dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas akan tercipta.

“Ini bukan soal kehilangan aset daerah, tapi soal bagaimana masyarakat Indramayu, terutama wilayah barat, mendapat pelayanan dan fasilitas yang lebih baik. Termasuk tenaga kerja yang selama ini kurang diperhatikan,” ucap Lucky.

Ia juga menekankan bahwa banyak dari tenaga non-ASN di RS Sentot yang sudah puluhan tahun mengabdi, namun belum mendapatkan hak-hak kerja yang ideal.

Dengan status rumah sakit yang akan naik level dan dikelola provinsi, akan terbuka peluang-peluang baru, baik dari sisi kualitas pelayanan maupun kesejahteraan SDM.

“Ini bisa menjadi angin segar. Bayangkan jika tenaga-tenaga non-ASN itu kemudian diberikan pelatihan, status kepegawaian yang lebih jelas, dan gaji yang sesuai. Tentu ini akan menaikkan moral kerja dan pelayanan terhadap pasien,” kata Dito.

Jika rencana pengambilalihan ini terealisasi dengan komitmen tinggi, RSUD MA Sentot bukan hanya akan menjadi pusat layanan medis unggulan di Indramayu Barat, tetapi juga menjadi sumber kesejahteraan dan kebanggaan masyarakat setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!