Indramayu Minggu, 29 Juni 2025 # Langkah progresif dilakukan Forum Silaturahmi Masyarakat Indramayu Barat (Fosma Inbar) di wilayah Kecamatan Kandanghaur. Bertempat di Masjid Al-Ahsan, Desa Ilir, Blok Bloran 2 RT 11 RW 02, Fosma Inbar resmi mengukuhkan Koordinator Kecamatan (Korcam) serta membentuk struktur kepengurusan program Daurah (Dai Umrah dan Haji) untuk Kecamatan Kandanghaur.
Acara yang berlangsung khidmat ini turut dihadiri oleh Ketua Fosma Inbar H. Abdulrahman, S.E., Kepala Bidang Keagamaan Fosma Inbar sekaligus Direktur Daurah Haji-Umrah H. Hambali Abas, S.Pd.I., M.M., Korcam Fosma Inbar Kecamatan Kandanghaur, perwakilan dari Travel Haji dan Umroh Al Aqso Jakarta, serta masyarakat sekitar Desa Ilir.
Dalam sambutannya, Ust. Rastam selaku Ketua Daurah Kecamatan Kandanghaur yang baru dikukuhkan menyampaikan komitmennya untuk mengembangkan program Daurah di wilayahnya. Bersama Johan sebagai Sekretaris dan Farid Muslimin sebagai Bendahara, mereka siap menjalankan amanah dan mensinergikan program kerja dengan visi religius Kabupaten Indramayu.
“Kami akan fokus menjalankan amanah ini dan bersinergi dengan semua pihak, terutama dalam mendukung visi religius Bupati Indramayu,” ujar Ust. Rastam.
Ketua Fosma Inbar H. Abdulrahman, S.E. menegaskan pentingnya sinergi antar pengurus dan masyarakat. Ia berharap Korcam Kandanghaur mampu menjadi ujung tombak dalam mensosialisasikan dan menjalankan program Daurah, sekaligus menjadi pengawal program “Indramayu Reang” hingga akhir masa jabatannya.
Sementara itu, Bono Prawoto, perwakilan dari manajemen PT. Al Aqsha Jisru Dakwah Jakarta yang menaungi travel Haji dan Umrah, melihat potensi besar dari program Daurah di Kandanghaur. Ia optimis tim Daurah bisa menjadi jembatan bagi masyarakat sekitar dalam mewujudkan impian berangkat ke Tanah Suci.
“Semangat dan antusiasme dari tim Daurah ini luar biasa. Semoga mereka bisa menjadi penghubung antara masyarakat dan perjalanan spiritual yang didambakan,” tuturnya.
H. Hambali Abas, selaku Direktur Daurah Haji dan Umrah Fosma Inbar, memberikan pemaparan religius yang inspiratif. Menurutnya, keberhasilan program tidak diukur semata dari hasil material, tetapi dari keberkahan dan ikhtiar yang tulus. Ia mengangkat filosofi kisah Nabi Ibrahim, Siti Hawa, dan Ismail di tengah padang tandus yang kemudian menjadi sumber kehidupan dunia Islam: Makkah.
“Kita bergerak karena Allah, hasilnya nanti adalah kuasa-Nya. Seperti Siti Hawa yang ditinggal di gurun, secara logika tak masuk akal akan ada rezeki di sana. Tapi lihat sekarang, jutaan umat Islam datang setiap tahun,” jelas Hambali.
Ia juga menambahkan bahwa Daurah Fosma Inbar di Indramayu dapat menjadi titik awal jejaring dakwah dan pemberdayaan umat yang lebih luas. Warga yang memiliki sanak saudara di luar kabupaten bahkan provinsi bisa ikut menginformasikan program ini, yang tak hanya membawa keberkahan spiritual, tetapi juga membuka peluang usaha dan kolaborasi ekonomi umat.
