Indramayu,31/7/2025 # Di balik rencana pengambilalihan RSUD MA Sentot oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tersimpan harapan besar masyarakat Indramayu Barat akan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru yang lebih merata. Tokoh penggerak pemekaran Indramayu Barat, Raden Daniar Abdurakhman Saleh atau yang akrab disapa Papih Daniar, menilai kebijakan ini sebagai momentum strategis mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah barat yang selama ini tertinggal.
“Jangan lihat hanya sebagai alih kelola rumah sakit. Ini adalah pintu masuk pembangunan ekonomi skala kawasan. Ketika RS naik kelas, maka geliat ekonomi rakyat kecil pun ikut terdongkrak—dari warung makan, ojek lokal, hingga UMKM sekitar,” ujar Papih Daniar ke iqronews.click, kamis (31/7/2025)
Papih Daniar menekankan bahwa keberadaan RSUD MA Sentot di wilayah strategis seperti Patrol dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi bagi kecamatan sekitar seperti Anjatan, Bongas, Sukra, Haurgeulis,Gantar,Terisi,Cikedung,Kroya hingga Kandanghaur. Mobilitas masyarakat dan potensi perdagangan antarwilayah dipastikan meningkat seiring perbaikan fasilitas dan layanan.
“Wilayah ini punya sumber daya, tinggal diberi pusat gravitasi ekonomi. RSUD MA Sentot yang dikelola provinsi dapat menjadi salah satu pusat itu,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan pentingnya perhatian pada tenaga non-Aparatur Sipil Negara (non-ASN) yang selama ini menjadi tulang punggung operasional rumah sakit. Dengan jumlah mencapai sedikitnya 389 orang, mereka tidak hanya berkontribusi pada layanan kesehatan, tapi juga menjadi bagian dari ekosistem ekonomi lokal.
“Kalau kesejahteraan mereka meningkat, daya beli masyarakat akan ikut naik. Efeknya ke mana-mana. Jadi ini bukan hanya soal layanan medis, tapi soal keseimbangan ekonomi dan keadilan sosial,” katanya.
Papih Daniar juga memberikan apresiasi tinggi kepada Bupati Indramayu, Lucky Hakim, yang dinilainya berani mengambil kebijakan berani demi masa depan Indramayu Barat.
“Langkah Pak Lucky Hakim adalah keputusan jangka panjang. Beliau memikirkan pemerataan pembangunan, bukan sekadar sentralisasi. Ini pemimpin yang punya visi,” tuturnya.
Ia berharap ke depan, Pemprov Jabar juga menyiapkan konsep pengembangan kawasan sekitar rumah sakit secara terintegrasi, termasuk penyediaan zona ekonomi lokal, akses jalan memadai, dan fasilitas umum pendukung lainnya.
“Jangan sampai RS naik status, tapi masyarakat sekitar tetap jalan di tempat. Kami ingin ini jadi titik tolak Indramayu Barat sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di utara Jawa Barat,” pungkas Papih Daniar.

















