Example floating
WARGANET

Pemimpin Pembohong: Kata Indah, Realita Pahit

401
×

Pemimpin Pembohong: Kata Indah, Realita Pahit

Sebarkan artikel ini
Example 970 x200

Indramayu,24/09/2025

Opini Warganet

# Dalam kehidupan masyarakat, janji adalah sebuah ikatan moral. Namun dalam praktik politik, sering kali janji hanya menjadi kata-kata manis tanpa bukti nyata. Masyarakat Indramayu memiliki pepatah: “Esuk ora kanggo sore, sore ora kanggo esuk” yang menggambarkan bagaimana ucapan bisa berubah-ubah, tak bisa dijadikan pegangan.

Fenomena ini semakin berbahaya ketika dilakukan oleh seorang pemimpin. Jika orang biasa berbohong, dampaknya mungkin hanya menimpa segelintir orang. Tetapi jika seorang pemimpin yang berbohong, kerugian bisa dirasakan ribuan bahkan jutaan rakyat.

Rasulullah SAW pernah berpesan bahwa akan datang satu masa di mana para pembohong justru dipercaya dan diangkat menjadi pemimpin. Maka, kita patut waspada dan menjadikan hal ini sebagai bahan renungan.

Lima Ciri Pemimpin Pembohong

Setidaknya ada lima ciri yang patut diwaspadai dari seorang pemimpin pembohong:

  1. Lupa Tujuan Utama
    Saat awal berjuang, visi utamanya membangun, mensejahterakan, dan mencerdaskan. Namun, ketika kekuasaan sudah di tangan, semua itu terlupakan.

  2. Pengkhianat Janji
    Janji-janji tinggal kata-kata indah. Mereka bahkan lupa terhadap orang-orang yang pernah berjasa berkorban waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.

  3. Egois
    Segala kebijakan hanya berorientasi pada kepentingan pribadi. Segala hal dimonopoli, kritik dan masukan diabaikan.

  4. Sewenang-wenang
    Gaya kepemimpinan penuh arogansi: “Siapa lu? Ini gue!” Hilang rasa empati dan kepedulian, seakan lupa dari mana asal-usulnya.

  5. Pengadu Domba
    Rakyat dijadikan bahan adu domba dengan narasi ghibah, menjelek-jelekkan lawan politik, dan membangun citra seolah dirinya yang selalu dizalimi.

Renungan untuk Kita Semua

Realitas yang kita saksikan hari ini semakin dekat dengan apa yang disampaikan Rasulullah SAW: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh dengan kebohongan. Pada saat itu, pembohong justru dibenarkan dan dipercaya.”

Mari kita jadikan ini sebagai bahan perenungan. Pemimpin adalah amanah, bukan alat untuk memperkaya diri. Kita sebagai rakyat pun harus cerdas dalam memilih dan menilai, agar tidak mudah terpesona oleh kata-kata indah tanpa bukti nyata.

Waktu terus berjalan. Selagi kesempatan masih ada, mari bersama-sama menegakkan kejujuran, kepedulian, dan integritas. Karena hanya dengan itulah bangsa ini bisa berjalan menuju perbaikan yang sejati.

Salam,
G.710 CM

Opini : Papih Ruyanto 

Politisi Senior dan Pemerhati Sosial Politik Masyarakat Cilik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!