Example floating
WARGANET

Mungkinkah Dermayu Jadi Jakarta Kedua? Api Gejolak Menyala: Indramayu Berpotensi Ikut Meledak

499
×

Mungkinkah Dermayu Jadi Jakarta Kedua? Api Gejolak Menyala: Indramayu Berpotensi Ikut Meledak

Sebarkan artikel ini
Example 970 x200

MUNGKINKAH…?

Sebagai pengamat kampung yang setiap hari mencermati perkembangan situasi sejak 25 Agustus 2025, ada kegelisahan yang sulit diabaikan. Hampir sepekan berjalan, kondisi di Jakarta masih terus bergolak tanpa tanda-tanda kapan akan berakhir. Bahkan, eskalasinya kini merambah ke berbagai daerah.

Bila melihat pola dan skalanya, gejolak kali ini tampak melampaui peristiwa Reformasi 1998. Saat itu, fokus gerakan rakyat adalah menduduki Gedung DPR/MPR dengan tujuan jelas: mencabut mandat presiden. Setelah itu, gelombang mereda. Namun kini, arah gerakan meluas dan tidak terkendali. Penyerangan serta perusakan kantor kepolisian, gedung DPRD di berbagai daerah, bahkan serangan terhadap individu anggota dewan yang membuat pernyataan kontra-produktif, menambah rumit situasi.

Banyak pakar dan pengamat sudah membahas dinamika ini di media. Namun, yang ingin kami soroti justru adalah korelasi dan dampaknya terhadap Indramayu (Dermayu). Saat peristiwa di Pati terjadi, kami sudah mengingatkan—baik kepada Bupati Lucky Sae maupun DPRD—agar segera melakukan langkah antisipatif. Peringatan itu jelas: lakukan evaluasi menyeluruh, perbaikan sistemik, konsolidasi, dan rekonsiliasi. Gunakan momentum 100 hari kerja untuk memperbaiki hal-hal yang ditengarai menyimpang.

Sayangnya, tanda-tanda kesadaran itu belum tampak. Padahal, sudah kami sampaikan: “jaga diri, hati-hati, sebelum rakyat marah dan kehilangan kesabarannya.” Sebab, bila kemarahan rakyat sudah pecah, tidak ada satu pun yang mampu mengendalikan.

Kondisi di Indramayu (Dermayu) hari ini juga tidak bisa dibilang aman. Potensi gejolak itu ada—sangat besar, hanya soal waktu. Masalah yang menumpuk, ditambah kepemimpinan Lucky Sae yang masih seumur jagung tetapi sudah menuai banyak persoalan, menjadi bara dalam sekam.

Sulit dibantah, ketika seorang pemimpin telah kehilangan trust, dukungan, dan legitimasi, maka apa pun langkahnya tidak akan banyak berarti. Upaya penggalangan kekuatan dengan sisa-sisa loyalis yang buta hanya akan menjadi bumerang. Sama saja dengan menggali kubur sendiri. Sebab, jika sampai terjadi kekacauan dan jatuh korban, maka orang pertama yang harus bertanggung jawab adalah Bupati Lucky Sae.

Inilah saatnya untuk mawas diri. Jangan sampai sejarah di tempat lain menjadi cermin pahit yang terulang di bumi Dermayu.

Salam,
G.710 CM

Opini : Papih Ruyanto 

Politisi Senior dan Pemerhati Sosial Politik Masyarakat Cilik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!